Ramadhan.. Oh Ramadhan….

2 min read

Ramadhan telah datang. Milyaran umat muslim di seluruh dunia bersiap menyambut bulan spesial yang telah sangat di nanti dan di rindukan ini. Ribuan cara digunakan untuk menyambut bulan Ramadhan tercinta ini. Ratusan masjid bersiap merapikan masjid mereka yang dimungkinkan mendadak penuh pada bulan Ramadhan ini. Ribuan rumah menghias dan merapikan ruangan-ruangan di rumah mereka menyambut bulan Ramadhan ini. Bulan Ramadhan, sangat di nanti.

 

Beragam perasaan menyelimuti jiwa-jiwa para muslim menjelang datangnya bulan penuh kemuliaan ini. Tak terkecuali perasaan yang mengiringi saya dalam hari-hari menjelang bulan Ramadhan ini. Sejenak menatap layar kaca, memperhatikan iklan di televisi. Beberapa stasiun televisi telah memperkenalkan program-program unggulan mereka yang siap diluncurkan di bulan Ramadhan ini. Semakin terbayang indahnya Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya.

Ya, bulan Ramadhan memang selalu memiliki aura tersendiri bagi kita semua. Ramadhan memiliki berjuta kisah indah dan menakjubkan di setiap jiwa muslim yang merayakannya. Ramadhan memiliki kemampuan untuk menempel dan selalu membekas di jiwa setiap muslim di dunia.

Nuansa berbeda selalu saja mendera ketika Ramadhan tiba. Masjid mendadak penuh, rumah makan mendadak ramai, program-program televisi berlomba menampilkan program religi terbaik mereka dan industri musik mendadak berubah haluan dari syair-syair cinta penuh gombalisasi menjadi syair-syair religi penuh sentilan kalbu. Semua bersuka cita menyambut datangnya bulan Ramadhan ini.

Begitu juga dengan budaya masyarakat di Indonesia ini. Tradisi munggahan menjadi pembuka Ramadhan. Begitu juga dengan tradisi BuBar (Buka Bareng) yang semakin membuat banyak tempat jajakan makanan menjadi sangat ramai. Ramadhan datang membawa perubahan. Itu tidak bisa dielakkan lagi. Menikmati tradisi tersebut memang mempesona. Menjelang Ramadhan, munggahan bersama keluarga ataupun teman-teman sejawat dan sahabat-sahabat kita memang membawa nuansa indah tersendiri bagi kita. Memasuki bulan Ramadhan, Buka Bareng menjadi tradisi lain yang memang memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan sekedar makan malam biasa. Pesona-pesona religious lebih teresapi saat BuBar di bulan Ramadhan. Semua itu memang indah. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut memang bisa mempererat jalinan silaturahmi antar saudara seiman kita.

Namun, alangkah jauh lebih bermakna jika menyambut bulan Ramadhan dengan berbagi kebahagiaan dengan saudara kita yang pantas dan membutuhkan kebahagiaan. Mereka yang menukar ribuan tetes keringat mereka dengan sesuap nasi yang mereka perjuangkan untuk dapat bertahan. Menyambut Ramadhan, kita bisa berbagi dengan mereka. Munggahan tidak hanya dengan sahabat atau rekan sejawat saja. Bisa mengundang saudara kita untuk berbagi bersama. BuBar tidak hanya dengan keluarga saja, bisa membagikan kelebihan kita pada mereka yang membutuhkannya. Baksos misalnya.

Menerawang bulan Ramadhan, tentu terasa sekali oleh kita perubahan yang ada. Masjid-masjid mendadak penuh oleh muslim yang memperbaiki perilaku mereka selama setahun ke belakang. Alhamdulillah, tradisi masjid yang penuh dapat kita lihat selama bulan Ramadhan. Ya, mudah-mudahan tidak hanya bulan Ramadhan saja kita bisa melihat para remaja pergi ke masjid dan mushala. Alangkah indahnya jika setiap hari kita bisa melihat fenomena tersebut. Tentu mental para remaja kita bisa diperbaiki dan tentunya bisa memperbaiki moral bangsa ke depannya.

Menjelang bulan Ramadhan ini, banyak sekali komunitas-komunitas atau organisasi mempersiapkan program rohani mereka. Baik itu bagi para Bapak-bapak, para Ibu-ibu dan tentu saja para remaja. Seperti kegiatan perlombaan sekolah, kegiatan pesantren Ramadhan dan kegiatan baksos dari organisasi masyarakat. Ini merupakan peluang yang baik untuk membentuk kembali nilai-nilai rohani dari umat muslim di bangsa kita ini. Kegiatan positif bisa diarahkan kepada para remaja untuk mengisi bulan Ramadhan yang akan datang. Pesantren Ramadhan, mungkin terbayang jenuh dan membosankan di mata para remaja. Tapi sebenarnya pesantren Ramadhan bisa dibuat menyenangkan dengan tambahan variasi di dalamnya. Apa pun, asalkan para remaja bisa menyalurkan bakatnya dan tetap diiringi perlindungan ruhiyah di batin mereka.

Ramadhan membawa kebahagiaan. Saat di mana para muslim dengan ikhlas menambah tabungan pahala mereka. Stasiun-stasiun televisi dengan bangga mempersembahkan program-program religi terbaik mereka. Industri musik berubah haluan menjadi syair cinta pada Illahi dan menumbuhkan semangat beribadah. Semua mendukung keinginan masyarakat untuk berubah di bulan penuh berkah ini.

Masyarakat yang kekurangan, mendapat kemudahan dan bantuan saat bulan Ramadhan. Pesantren untuk anak-anak menjadi penuh. Saat adzan berkumandang, masyarakat berbondong-bondong menuju ke Masjid untuk shalat berjama’ah. Saat hari-hari libur, dipenuhi dengan pengajian-pengajian yang sangat bermanfaat. Semua tampak ideal. Alangkah indahnya jika kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan berkelanjutan menuju bulan Ramadhan selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *