Semangat Ramadhan

1 min read

Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4

TERIKNYA panas matahari tidak melunturkan semangat anak-anak ini. Semangatnya berbanding lurus, atau bahkan melebihi panasnya siang hari ini. Itulah semangat anak-anak yang terus berjuang, berjihad, demi tercapainya keutamaan bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan.

Meskipun anak-anak ini masih berusia SD, tetapi semangatnya melebihi para remaja dan dewasa, mereka tentunya mengetahui keutamaan Ramadhan yang disabdakan Rasulullah SAW:

Rabb-Mu berkata: “Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa, hendaknya ia katakan: “Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. (HR At-Tirmidzi).

Mereka adalah santri Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTA) Baitul Falah Desa Margajaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis. Usinya masih setingkat anak Sekolah Dasar kelas 6.

Siang hari kedua di bulan Ramadhan ini mereka isi dengan membaca Alquran, tadarrus bersama. Pertemuan mereka diwali dengan bersalaman diantara mereka. Hal ini mereka lakukan sebelum mereka mengikuti kegiatan pembelajaran sebagaimana mestinya sesuai kurikulum DTA yang berlaku.

Dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak ini, semestinya para remaja dan para dewasa dapat meniru dan dapat dijadikannya sebagai ibrah, dijadikan sebagai motivasi dalam beribadah. Terutama sekarang berada dalam bulan latihan, bulan Ramadhan.

Alquran menjelaskan bahwa tujuan puasa adalah agar menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa (QS: 2: 183). Rasulullah dalam haditsnya telah memberikan penjelasan kepada kita tentang keuatamaan Ramadhan. Hal ini tentunya harus dapat kita jadikan sebagai momentum untuk menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa. Karena warna kulit, suku bangsa bukan merupakan jaminan kita menjadi orang yang terpandang di hadapan Allah. Tentunya kita jangan mau ketinggalan “start” oleh mereka yang masih berusia belia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *