Tiga BEM Ciamis Gelar Tabligh Akbar

1 min read

TAHUN baru hijriyah kembali menghampiri. Tahun yang kadang dan memang sering dilupakan oleh pemiliknya. Umat Islam yang memiliki ciri khas dalam penanggalan, kalah dengan penjajahan penanggalan lain, hanya beberapa bulan saja dari kalender hijriyah yang sering diingat, hanya bulan ramadhan, syawwal dan dzulhijjah.

Sungguh ironi memang, tapi apa mau dikata, kebiasaan telah membentuk jiwa yang melupakan warisan dari para sahabat di masa lalu, yang menetapkan hijrah ke Madinah sebagai awal tahun hijriyah.

Sebagai langkah untuk membangunkan umat dari tidur yang panjang, sehingga melupakan identitasnya, tiga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Kabupaten Ciamis menggelar tabligh Akbar. BEM FISIP Unigal, BEM STIKes Muhammadiyah dan BEM Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis. Even ini dilaksanakan di Masjid Agung Ciamis pada Ahad, (26/12) kemarin.

Kegiatan yang dinamakan Gema Muharam 1432 H ini menghadirkan KH. Jujun Junaedi, da’i kondang asal Bandung sebagai penceramah. Selain tabligh akbar, dilaksanakan juga bakti sosial, donor darah bekerja sama dengan PMI Kab. Ciamis.

Kegiatan yang pada pelaksanaannya bentrok dengan Jalan Santai di Alun-alun Ciamis ini dibuka langsung oleh Ketua DKM Masjid Agung Ciamis, KH. Drs. Ahmad Hidayat, SH.

Di awal ceramah, KH. Jujun Junaedi menyambut baik kegiatan, terutama kerja sama ketiga BEM, “Biasana BEM mun ngayakeun kegiatan sok pa aing aing, alus di Ciamis mah, kegiatan BEM bisa babararengan”, tuturnya.

Guyonan segar yang juga menjadi khas dan selingan penggunaan Bahasa Sunda dari Kyai ini selalu terselip dalam setiap isi ceramahanya. “Ibu di tangan kiri ada racun, tangan kanan ada madu, pilih mana?”

“Madu”, jawab ibu-ibu yang hadir di masjid.

“Jadi ayeuna, milih dimadu atawa diracun?”. Sontak majelis pun melepas tawa ats guyonannya.

Ceramah yang mengambil tema “nyandung” ini menekankan bagaimana kita tidak boleh menduakan Allah dan ajarannya, tidak mendahulukan jabatan, harta dan lain sebagainya di atas kepentingan Allah.

“Tiap detik lengkah urang kudu dibarengan ku dzikir” tegasnya dengan suara lantang.

Ceramah yang selesai jam 11.00 pun dilanjutkan dengan dialog dengan mustami’.

Setelah Tabligh Akbar, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan donor darah di pelataran Masjid Agung Ciamis. Masyarakat dan mahasiswa mendonorkan darahnya yang ditangani langsung dari pihak PMI Kab. Ciamis.

Dengan diadakannya tabligh akbar ini, mudah-mudahan semangat generasi muda (baca: mahasiswa) Islam terbersit sebuah keinginan untuk melestarikan dan menjaga ciri khas dari agamanya. Karena tentu siapa lagi yang akan melestarikannya selain generasi muda, penerus cita-cita para leluhurnya.

Selain itu, dengan adanya acara ini, persaudaraan sesama civitas akademika di lingkungan Kabupaten Ciamis semakin erat. Dengan tiga BEM sebagai penyelenggara kegiatan, maka ini menunjukkan benih-benih kekompakan sudah tumbuh. Mudah-mudahan ada even lain yang lebih besar yang mempersatukan mahasiswa di Ciamis khususnya, umumnya di Indonesia yang nantinya agent of social change sebagai tujuan utama seorang mahasiswa dapat terlaksana.***

Mahasiswa IAID Fak. Tarbiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *