21 April: Hari Kartini, Kreativitas, dan Inovasi Dunia

2 min read

Pada tanggal ini, kita mengenang Raden Ajeng Kartini, pahlawan perempuan Indonesia yang memperjuangkan hak-hak wanita dan pendidikan perempuan. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dan berasal dari keluarga bangsawan. Keinginannya untuk memajukan kaum perempuan berawal dari masa sekolah, dan ia menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan diri dari keterbatasan tradisi patriarki. Hari Kartini ditetapkan oleh Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 108 Tahun 1964 untuk menghormati jasanya dalam memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.

Selain itu, tanggal ini juga diperingati sebagai Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia, yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran tentang pentingnya kreativitas dan inovasi dalam semua aspek perkembangan manusia. Diadopsi oleh resolusi PBB pada tahun 2018.

Tentang Hari Kartini

Sejarah Hari Kartini: Hari Kartini pertama kali resmi diperingati pada tahun 1964 oleh Presiden Soekarno untuk mengenang  sosok pahlawan yang berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam hal emansipasi dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Kartini tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan budaya patriarki, di mana perempuan dianggap hanya sebagai ibu rumah tangga yang harus tunduk pada suami. Namun, Kartini memiliki pandangan yang berbeda. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan diri dari keterbatasan tersebut.

Tujuan Hari Kartini: Hari Kartini adalah momen untuk mengenang dan menghormati bagaimana jasa-jasa yang telah dilakukan oleh R.A. Kartini. Peringatan ini juga mengajak kita untuk terus memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Serta untuk menginspirasi banyak orang dengan semangatnya dalam memajukan pendidikan dan hak-hak perempuan.

Makna Hari Kartini: Hari Kartini mengajarkan kita tentang pentingnya kesetaraan gender dan peran perempuan dalam pembangunan. Kartini bukan hanya sebatas tokoh sejarah, tetapi juga simbol perjuangan dan semangat untuk menciptakan perubahan positif.

Tentang Hari Kreativitas dan inovasi Dunia 

Mungkin tidak ada pemahaman universal tentang kreativitas. Konsep ini terbuka untuk interpretasi mulai dari ekspresi artistik hingga pemecahan masalah dalam konteks pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Oleh karena itu, PBB menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan peran kreativitas dan inovasi dalam seluruh aspek pembangunan manusia.

Ekonomi kreatif juga tidak mempunyai definisi tunggal. Ini adalah konsep yang berkembang yang dibangun di atas interaksi antara kreativitas dan gagasan manusia serta kekayaan intelektual, pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya, kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan inilah yang mendasari ‘industri kreatif’.

Industri kreatif – yang mencakup produk audio visual, desain, media baru, seni pertunjukan, penerbitan dan seni visual – merupakan sektor yang sangat transformatif dalam perekonomian dunia dalam hal peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan ekspor. Kebudayaan merupakan komponen penting dari pembangunan berkelanjutan dan mewakili sumber identitas, inovasi dan kreativitas bagi individu dan komunitas. Pada saat yang sama, kreativitas dan budaya memiliki nilai non-moneter yang signifikan yang berkontribusi terhadap pembangunan sosial yang inklusif, dialog dan pemahaman antar masyarakat. Saat ini, industri kreatif merupakan salah satu bidang paling dinamis dalam perekonomian dunia yang memberikan peluang baru bagi negara-negara berkembang untuk melompati bidang-bidang perekonomian dunia yang sedang berkembang dengan pertumbuhan tinggi.

Pada Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia, dunia diundang untuk menerima gagasan bahwa inovasi sangat penting untuk memanfaatkan potensi ekonomi suatu negara. Inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan massal dapat memberikan momentum baru menuju pencapaian Tujuan Berkelanjutan Berkelanjutan (SDGs) . Hal ini dapat memanfaatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja , sekaligus memperluas peluang bagi semua orang, termasuk perempuan dan generasi muda . Hal ini dapat memberikan solusi terhadap beberapa permasalahan yang paling mendesak seperti pengentasan kemiskinan dan penghapusan kelaparan . Kreativitas dan inovasi manusia, baik pada tingkat individu maupun kelompok, telah menjadi kekayaan bangsa di abad kedua puluh satu.

Laporan UNESCO tahun 2022 , Re|Shaping Policies for Creativity – Mengatasi budaya sebagai barang publik global menawarkan data baru yang mendalam yang menyoroti tren yang muncul di tingkat global, serta mengajukan rekomendasi kebijakan untuk mendorong ekosistem kreatif yang berkontribusi pada keberlanjutan. dunia pada tahun 2030 dan seterusnya.

Dalam laporan tersebut, budaya dan kreativitas menyumbang 3,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan 6,2% dari seluruh lapangan kerja. Nilai ekspor barang dan jasa budaya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2005 hingga mencapai US$389,1 miliar pada tahun 2019. Selain menjadi salah satu sektor ekonomi termuda dan paling cepat berkembang di dunia, tantangan baru dan berkelanjutan juga menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor yang paling rentan. sering diabaikan oleh investasi publik dan swasta. 

Melalui Laporan Teknologi dan Inovasi 2023 , UNCTAD menyerukan kepada pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan lingkungan, ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan industri. Laporan tersebut merekomendasikan untuk mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan 17 SDG – agenda pembangunan paling ambisius dalam sejarah umat manusia – memerlukan kreativitas dan inovasi. Diperlukan cara-cara kreatif dan inovatif untuk membuat teknologi ramah lingkungan – yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dengan jejak karbon yang lebih kecil – semakin berkembang dan memberikan peluang ekonomi yang semakin besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *