SOLILOKUI, Rayu Menggurat Batin
Seri Pustaka Sastra Penerbit Mata Pelajar Indonesia bergenre antologi puisi.
Penulis: Djarlis Gunawan
ISBN (dalam proses pengajuan)
Penyunting: Nizar Machyuzaar
Desain tata letak: Tim Kreatif MPI
Penerbit: Yayasan Mata Pelajar Indonesia
Yayasan Mata Pelajar Indonesia, 12-2023-PS
Cetakan Pertama, Desember 2023
Tasikmalaya; Pustaka Sastra, 2023, 120, 14 x 20 cm
Redaksi: Arrasy Residence D-24
Jalan A.H. Nasution Km 8, Mangkubumi,
Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, KP 46181
Telp/Fax 0265 332890/Cp 082217803040
E mail penerbitmpi@gmail.com
Testimoni:
Sajak-sajak Djarlis Gunawan seperti sebuah potret yang merekam sudut tertentu dari suatu peristiwa atau saat tertentu dari perjalanan usia. Lewat sajak-sajaknya yang ringkas mungkin ia tidak bermaksud untuk menyampaikan banyak hal, namun dari cara pengungkapannya kita bisa merasakan ada hal-hal lain di luar yang tertulis, yakni suasana yang benar-benar dihayati.
(ACEP ZAMZAM NOOR, penyair)
Ya, kumpulan puisi monolog diam dalam bingkai soliloquy ini menarik untuk disimak karena begitu bening menampilkan kejujuran penyairnya Djarlis Gunawang dalam kesederhanaan ungkapan rasa melaui gamitan pada alam.
(YESMIL ANWAR)
Antologi puisi “Solilokui: Rayu Menggurat Batin” adalah karya Djarlis Gunawan, sahabat saya kuliah di Fakulutas Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran, sejak 1979-an. Saat itu saya belum melihat ia memublikasikan puisinya, walau ia mengatakan sudah menulis puisi sejak SMA. Namun, kini Djarlis yang sudah bergelar Doktor dalam bidang Ilmu Sastra ini, saya dikejutkan puisi-puisinya dalam “Solilokui: Rayu Menggurat Batin”, Nampak ini adalah hasil dari proses perjalanan panjang selama sejak berkuliah hingga ia sebagai dosen di Prodi Sastra Indonesia. Puisi-puisinya tampak bernas, pilihan diksi yang sederhana, memikat dan tidak rumit. Selain itu terasa simbol dan metafora kuat dan segar, dan gagasan maupun makna yang disampaikan sangat mendalam.
(DIRO ARITONANG, Presiden HaikuKu Indonesia)
Rangkaian puisi yang disajikan menggambarkan ‘alur maju-mundur’. Terkadang dari masa kini, ia berkilas balik ke masa silam, kekinian, kemudian ke masa nanti. Berbagai kecamuk jiwa raga, dari yang emosional hingga ke yang reflektif dan kontemplatif, terekspresikan dalam Solilokui tersebut. Setelah menempuh perjalanan dengan berbagai sisik meliknya kehidupan, serta pencarian, pada keheningan, ‘aku’ lirik merindukan untuk kembali pada Sang Khaliq. Intinya, buku kumpulan puisi ini mengungkapkan tentang perjalanan, perang batin, pencarian dan pada akhirnya kerinduan si ‘aku’ – dan kita juga – untuk kembali kepada Sang Khalik.
(MOCHAMAD SABAR)
Tentang Penyair
DJARLIS GUNAWAN, lahir di Bandung, 16 Juni 1960, adalah alumni Prodi Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran. Pendidikan terakhir sebagai Doktor dalam Bidang Ilmu Sastra konsentrasi pada Kajian Budaya diraihnya di almamater yang sama. Ia memiliki kepakaran dalam bidang puisi dan produksi teater. Aktif menulis sejak di bangku SMA dan membuat beberapa tulisan sastra di antaranya “Melanglang Dua Alam Manusia”, “Puisi Anak Negeri”, dan antologi puisi Bersama GSSTF Universitas Padjadjaran berjudul “Pesan Ombak Padjadjaran”Saat ini, Ia aktif sebagai dosen tetap Prodi Sastra Indonesia, Universitas Padjadjaran. Selain itu, Ia juga Pendiri dari PAGE Center, sebuah Lembaga konsultasi akademik yang telah berdiri sejak tahun 2009.