Kita tahu inovasi teknologi secara fundamental mengubah pendidikan, dan memperbarui keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan modern. Banyak platform edutech membangun sistem pendidikan yang siap menghadapi masa depan. Mendesain kurikulum yang sesuai untuk abad ke-21, ditambah dengan penyampaian instruksi yang dapat diakses secara luas juga secara konsisten membangun fondasi yang kuat untuk beradaptasi dan mengembangkan kemampuan baru untuk peserta didiknya.
Pendidikan adalah ruang terbuka untuk inovasi karenanya perubahan barangkali perbaikan akan berlangsung terus-menerus. Kebutuhan khusus dunia kerja akan selalu direspon secara khusus oleh institusi pendidikan, khususnya pada mempersiapkan kurikulum yang akan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia nyata.
Soalnya barangkali kemampuan fleksibel dan adaptif tidak selalu dimiliki oleh institusi pendidikan apalagi institusi yang masih menerapkan model birokrasi lama. Akibat yang terjadi ada keterputusan antara kurikulum yang ada sekarang dengan keterampilan yang dibutuhkan hari ini. Tantangannya adalah bagaimana mengatasi keterputusan antara kebutuhan pemberi kerja, kumpulan bakat yang tersedia, dan kurikulum pendidikan yang stagnan. Dalam situasi ini inovasi pendidikan sangat dibutuhkan.
COVID-19 telah memberi hasil refleksi menarik khususnya di inovasi pendidikan. Kementerian pendidikan, institusi pendidikan, guru-guru, dan murid dipaksa untuk memenuhi kebutuhan belajar walaupun situasi pandemi. Akhirnya banyak model untuk dapat menyampaikan instruksi dengan cara baru dan lebih menarik dalam ruang-lingkup pendidikan. Ada yang menggunakan media sosial seperti whatsapp ada juga menggunakan teknologi radio analog seperti radio komunitas.
Inovasi teknologi telah mengubah cara materi pendidikan dihasilkan, konten pendidikan didistribusikan, materi digunakan oleh peserta didik, dan hasil pendidikan dievaluasi. Perusahaan teknologi pendidikan telah mendigitalkan buku teks dan membuat konten berdasarkan pembelajaran sesuai jenjang pendidikan. Ada banyak startup platform edutech di Indonesia sebut saja,seperti ruang guru, zenius, dll. Atau platform pendidikan online lain seperti Coursera, edX, Khan Academy, dll. yang telah berusaha merevolusi penyampaian pendidikan melalui Massive Open Online Courses (MOOCs).
Namun, kita harus akui, beberapa institusi pendidikan, terutama di tingkat dasar dan menengah, relatif lambat untuk memasukkan bahkan teknologi pembelajaran yang paling dasar dan tersedia secara luas. Barangkali penyebabnya banyak, situasi yang penulis tahu, salah satunya adalah akses yang tidak setara ke teknologi, baik berupa infarstruktur maupun jaringan telah menghambat upaya pendidikan untuk lebih baik.
Sementara teknologi telah lama dipandang sebagai sarana potensial untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan akses yang tidak setara ke pendidikan – terutama di pedesaan atau masyarakat yang sulit dijangkau dan di antara kelompok-kelompok yang secara tradisional terpinggirkan.
Pada pertengahan 2020, beberapa bulan setelah WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi, menurut laporan UNICEF, kurang dari setengah populasi dunia, sebanyak 71 negara memiliki akses ke internet untuk tujuan pembelajaran jarak jauh, dan melakukan inovasi pendidikan. Selain penyampaian pendidikan, lebih banyak inovasi juga dalam hal kurikulum sekolah.
UNICEF telah menganjurkan untuk menyeimbangkan keterampilan keras seperti membaca, menulis, dan matematika dengan keterampilan lunak seperti pemecahan masalah dan kreativitas; selain itu, pengajaran seharusnya tidak lagi dilakukan melalui pengajaran di depan kelas.
Pedagogi adalah bidang yang matang untuk inovasi, terutama dalam hal pembelajaran yang dipersonalisasi. Namun, penelitian juga menyoroti bahwa alat pembelajaran baru tidak selalu memungkinkan keterlibatan dengan kelompok yang sulit dijangkau – dan sangat penting bahwa dorongan untuk inovasi terkait disesuaikan dengan pemantauan efektivitasnya.
Untuk melakukan inovasi pendidikan, pendanaan harus dialokasikan secara strategis untuk uji coba, keberhasilan apa pun dapat ditingkatkan di masa depan. Penting juga ada kolaborasi publik-swasta yang lebih besar yang bertujuan untuk memperluas peluang ini dapat bermanfaat – karena pemerintah tidak dapat serta merta mempengaruhi setiap ruang kelas secara langsung, mereka malah harus fokus pada pengaturan kondisi yang tepat untuk kurikulum masa depan dan format yang lebih inovatif. Karena sektor pendidikan sangat sensitif terhadap perubahan dan merupakan pilar utama dalam perekonomian.
Iman Abda, Pimred Matapelajar.com